Ikuti Tren India, Tingkat Okupasi Pasien Wisma Atlet Melonjak

0

Ilustrasi para tenaga kesehatan di Wisma Atlet. Foto: Antara

Pasca libur Paskah, terjadi peningkatan jumlah pasien yang mengisi Rumah Sakit Darurat Corona (RSDC) Wisma Atlet.

Hal ini merupakan suatu perubahan yang signifikan setelah adanya pelandaian kurva pasien yang terjadi pada seminggu sebelum libur paskah. Angka jumlah pasien Wisma Atlet sebelumnya konsisten di angka 1.200 dan menurun secara bertahap.

Namun, dua minggu setelah libur Paskah, terjadi peningkatan jumlah pasien dalam Wisma Atlet. Jumlah peningkatan adalah sebesar 400 orang atau kira-kira perkembangan 25% dari jumlah sebelumnya sehingga kini totalnya menjadi sekitar 1.600 orang.

Mengutip koordinator humas Wisma Atlet, Arifin, yang menyatakan, “Kita cukup berbahagia, namun beberapa hari ini, tepatnya dua minggu setelah libur Paskah ada kenaikan kasus di DKI yang masuk ke Wisma Atlet, pagi tadi jumlah pasien kita 1.600 dari 1.200 orang,”.

Walau jumlah 1.600 itu telah menurun kembali ke angka 1.446, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada karena ada kecenderungan kasus bertambah setelah tren kurva menurun.

Pertambahan kasus COVID-19 di Indonesia telah mengalami penurunan dan kini sedang berada pada kondisi pertambahan yang stabil, yaitu sebesar 5.290 kasus per harinya.

Hal tersebut adalah penurunan besar dari puncak pertambahan kasus COVID-19 di awal tahun yang bertambah sebesar 12.722 per hari pada puncaknya.

Adanya tren kenaikan yang disebabkan libur Paskah diperkirakan sebagai sesuatu yang tidak akan mendorong kurva secara signifikan, tetapi RSDC Wisma Atlet dan pemerintah tidak boleh menganggap remeh COVID-19 dan terus bersiap.

Pasalnya, menilik kenaikan tren COVID-19 di India yang sekarang berada pada kondisi berat dengan lebih dari 300.000 kasus setiap hari nyatanya dimulai dari sedikit kenaikan pada kondisi kurva yang stabil.

Pemerintah India melihat kestabilan kurva sebagai sebuah bentuk “kemenangan” atas COVID-19 dan melepas banyak restriksi dengan menjalankan kampanye politik dan adanya festival Holi yang mengundang banyak kerumunan.

Akibatnya, kondisi di India sekarang menjadi amat parah karena ketidaksiapan rumah sakit dalam menampung lebih dari 300.000 pasien yang bertambah setiap hari. Banyak yang menunggu ketersediaan ranjang dengan menunggu di luar rumah sakit, sementara banyak pasien yang meninggal di jalanan dan harus dibakar di tengah kerusuhan kota.

Keberadaan varian COVID-19 yang baru juga menjadi suatu sumber kekhawatiran dari India. Indonesia perlu mencegah masuknya varian COVID-19 terbaru untuk menjaga kestabilan penurunan kasus baru COVID-19.

Indonesia harus waspada dan tetap tidak meremehkan COVID-19 meski angka tren di Indonesia sedang menurun dan mulai stabil. Peningkatan yang terjadi pasca libur paskah bisa saja menjadi pemantik peningkatan gelombang kedua seperti di India. Tetap gunakan masker dan hindari kerumunan massa.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *