Lumpuhkan Ottawa Dua Minggu, Demo Truk Kanada Terus Berlanjut

0

Ilustrasi demonstrasi yang terjadi di Ottawa, Kanada. Foto: Independent UK

Demonstrasi pengemudi truk bertajuk “Freedom Convoy 2022” di seantero Kanada telah memasuki hari ke-14 pada Kamis (10/2). Dalam dua minggu tersebut pula, demonstran telah melumpuhkan pusat kota Ottawa, Ibu kota Kanada, dengan memarkirkan truk mereka di sepanjang jalan pusat kota sehingga memblokade akses jalan.

Sembari terus membunyikan klakson truk, para demonstran mendirikan tenda, barbekyu, hingga tempat bermain untuk anak-anak mereka. “Kami dapat tinggal di sini selama sebulan jika kami menginginkannya,” ujar Harold Jonker, pengemudi truk dari wilayah Niagara.

Para demonstran tidak akan pergi sampai tuntutan mereka dipenuhi, yaitu dihapuskannya kebijakan wajib vaksin dan lockdown di Kanada yang diberlakukan Perdana Menteri Justin Trudeau.

“Tujuan kami sangat simpel: hapus wajib vaksin dan lockdown serta kembalikan kebebasan di negara ini (Kanada),” tambah Jonker.

Menyebar ke Mana-mana

Demonstrasi truk Ottawa sendiri tidak hanya berhenti di Ottawa atau Kanada saja. Dukungan juga datang dari berbagai pihak di luar Kanada.

Di Selandia Baru, sejumlah pengemudi truk menyatakan solidaritasnya dengan berusaha memblokade lalu lintas di Wellington, ibu kota negara tersebut. Tuntutannya pun juga serupa, yaitu mencabut kebijakan wajib vaksin yang disahkan oleh pemerintahan Jacinda Ardern.

Berbeda dari Kanada, kepolisian setempat telah meredam demonstrasi dengan menangkap 120 demonstran. Perdana Menteri Ardern pun menyebut bahwa demonstrasi tersebut “tidak mencerminkan masyarakat Selandia Baru.”

Amerika Serikat, tetangga selatan Kanada, pun juga bersiap menghadapi ancaman demonstrasi pengemudi truk. Departemen Keamanan Dalam Negeri AS pada Rabu (9/2) waktu setempat telah memperingatkan akan potensi demonstrasi pengemudi truk yang dapat mengganggu dua momen penting AS, yakni Super Bowl dan pidato kenegaraan Joe Biden.

Hanya Minoritas Sayap Kanan

Meski demonstrasi pengemudi truk telah melumpuhkan Ottawa, dukungan terhadap demonstrasi tersebut tetap dipertanyakan, terutama karena adanya dugaan bahwa demonstran hanyalah minoritas dan berafiliasi dengan sayap kanan radikal yang anti pemerintahan Trudeau.

PM Trudeau menyebut bahwa hampir 90 persen warga Kanada sudah divaksin, termasuk pengemudi truk dari negara tersebut, sehingga demonstrasi pun dianggap hanya diikuti oleh “minoritas yang tidak merepresentasikan Kanada.”

Simbol sayap kanan radikal seperti swastika hingga bendera QAnon pun ditemukan di dalam demonstrasi. 

Bahkan, kepolisian setempat menyebut bahwa demonstrasi yang ada dibiayai atau didukung oleh sejumlah organisasi atau individu sayap kanan radikal AS. Tak ayal, muncul dugaan bahwa demonstran ingin “mengulang” penyerbuan Capitol AS pada 6 Januari tahun lalu dengan menggeruduk Gedung Parlemen Kanada.

Warga lokal pun juga menunjukkan ketidaksukaan terhadap demonstrasi yang berlangsung. “Saya benar-benar ingin (demonstrasi) ini berakhir. Apa yang terjadi di kota ini (Ottawa) sangat buruk,” ujar Ellie Charters, warga lokal Ottawa.

Kepolisian Ottawa telah mengeluarkan perintah kepada demonstran untuk bubar, tetapi tentu tidak akan memudah memindahkan truk yang masing-masing berbobot 30 ton tersebut. Para demonstran menyatakan masih akan bertahan dan berusaha melakukan berbagai siasat. Dalam waktu dekat, demonstrasi anti-vaksin atau anti-lockdown tampaknya masih akan terus bermunculan seiring semakin diperketatnya peraturan dalam menghadapi gelombang Omicron.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *