Parade Militer Korut 2020: Simbol Perubahan dibawah Kim Jong-un

0

Kim Jong-un pada Parade Militer 10 Oktober 2020. Foto: KCNA

Parade militer Korea Utara (Korut) pada tanggal 10 Oktober lalu menjadi parade yang benar-benar memberi kejutan bagi banyak pihak. Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, Korut seakan “memberanikan diri” untuk menggelar parade militer dalam rangka perayaan ulang tahun ke-75 Partai Pekerja Korea—partai penguasa Korut—tanpa memperhatikan protokol Kesehatan, seperti tidak ada peserta parade yang memakai masker. Bukan tanpa alasan, Korut sendiri mengklaim bahwa negaranya tidak memiliki kasus Covid-19 (Kasulis, 2020).

Selain itu, perhatian berbagai pihak, terutama media, juga tertuju kepada dua hal lain di dalam parade militer tersebut, yaitu rudal balistik terbaru dan permohonan maaf dan ucapan terima kasih pemimpin Korut, Kim Jong-un, kepada rakyat saat berpidato. Korut menampilkan dua rudal terbaru, yaitu rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-16 dan rudal balistik kapal selam (SLBM), di mana keduanya memiliki kapabilitas yang lebih baik sehingga memperkuat deterensi nuklir Korut (Diepen dan Ellman, 2020). Permohonan maaf Kim Jong-un karena belum berhasil membahagiakan rakyat Korut, terutama di tengah pandemi, sanksi ekonomi, dan bencana topan, juga menjadi hal yang mengejutkan karena tidak ada Pemimpin Besar Korut yang pernah mengeluarkan emosi sedih, memohon maaf atas keadaan Korut, dan berterima kasih atas bantuan rakyat dalam usaha membangun Korut (Embury-Dennis, 2020).

Meskipun demikian, banyak aspek lain di dalam yang tidak boleh dipandang sebelah mata di dalam parade militer tersebut, mengingat parade militer Korut sudah menjadi alat Korut untuk memperlihatkan kemampuan dan perubahan negaranya. Aspek parade militer yang berubah pun cukup signifikan, yakni pakaian tempur khas Perang Dingin dan langkah kaki parade khas Korut yang tinggi dan cepat (bouncing goose step) dihilangkan dan diganti dengan pakaian tempur modern dan langkah kaki parade yang rileks. Selain itu, Song of General Kim Il-sung dan Song of General Kim Jong-il—lagu pujaan terhadap Kim Il-sung dan Kim Jong-il, pemimpin Korut terdahulu, yang menjadi simbol kultus individu keduanya—tidak dimainkan lagi oleh band militer saat parade. Semua hal di atas mengisyaratkan satu hal: ada perubahan besar yang sedang terjadi di Korea Utara.

Sebelumnya, perlu kita lihat bagaimana Korea Utara dapat menjadi negara yang “selama ini kita kenal”: miskin, militeristik, dan penuh kultus individu keluarga Kim. Keadaan tersebut dapat ditarik ke tahun 1990an ketika Korut dilanda kelaparan hebat (Arduous March) karena bubarnya Uni Soviet, distribusi makanan yang tidak merata, dan bencana alam yang menghancurkan lahan pertanian sehingga merusak ekonomi Korut secara signifikan dan mengakibatkan kematian 600.000 hingga 1 juta warga Korut (Fahy, 2015). Di waktu yang sama, Kim Jong-il, pemimpin Korut baru yang menggantikan Kim Il-sung setelah kematiannya tahun 1994, mengeluarkan ideologi Songun yang menempatkan militer di atas semua aspek kehidupan bernegara yang memunculkan memicu militerisasi masyarakat dan mendorong pengembangan senjata nuklir (Park, 2007). Sementara itu, tanpa perlu penulis jelaskan, kita semua sudah tau seberapa banyak buku, lagu, monumen, mural, dan potret pemujaan kepada pemimpin besar Kim Il-sung dan Kim Jong-il yang tersebar di seantero Korut. Keadaan tersebutlah yang diwariskan kepada Kim Jong-un ketika sang ayahanda meninggal dunia pada tahun 2011.

Kondisi yang menyelimuti transisi kekuasaan dari Kim Jong-il ke Kim Jong-un pun juga tidak kalah sulitnya. Kim Jong-un (ketika menjadi pemimpin Korut) belum berusia 30 tahun dan baru diperkenalkan menjadi penerus kepemimpinan Korut pada tahun 2009, hanya dua tahun sebelum kematian Kim Jong-il (BBC, 2009). Tidak heran, sejumlah golongan elite di Korut memandang Kim Jong-un sebagai pemimpin yang lemah (Cheng, 2017). Kepemimpinan Kim Jong-un pada awal masa pemerintahannya juga jauh dari kestabilan, seperti adanya rivalitas lembaga negara yang menyebabkan Jang Song-thaek dieksekusi pada tahun 2013 (New Focus International, 2013).

Meskipun demikian, dari tahun ke tahun, Kim Jong-un semakin mampu menunjukkan kemampuan tata negara yang dewasa dan berbeda dari ayah dan kakeknya. Ideologi Songun yang mengutamakan militer dihapuskan secara perlahan dan posisi partai di dalam negara kembali ditingkatkan. Kim Jong-un juga ikut menghapus berbagai peninggalan ayahnya yang lain di dalam pemerintahan: pejabat-pejabat negara dari zaman Kim Jong-il diberhentikan dan Komisi Pertahanan Nasional (National Defence Commission, badan eksekutif de facto Korut sejak zaman Kim Jong-il) dibubarkan dan diganti oleh Komisi Urusan Negara (State Affairs Commission) (Atsuhito, 2020).

Kim Jong-un juga mengubah orientasi ekonomi Korut dengan memprioritaskan konsumsi dan hiburan masyarakat. Di bawah pemerintahannya, Kim Jong-un mendirikan berbagai wahana rekreasi untuk hiburan warganya, dari kolam renang, taman ria, hingga resor ski. Perusahaan asing juga diperbolehkan, bahkan didorong, untuk ikut terlibat dalam proyek pembangunan di Korut (Makinen, 2016). Tidak hanya ekonomi, militer Korut (Korean People’s Army) juga ikut dimodernisasi dengan fokus kepada pengadaan alutsista baru, seperti unmanned aerial vehicle (UAV), kapal selam dengan kemampuan meluncurkan rudal balistik, dan rudal balistik antarbenua (Cordesman, 2016).

Détente dalam hubungan Korut-Korsel dan Korut-AS sejak Olimpiade Pyeongchang 2018 memberikan kesempatan besar bagi Kim Jong-un untuk memperbaiki citra Korut dan dirinya yang tercoreng akibat krisis nuklir 2013 dan 2017. Penyebutan kata “damai” dalam sambutan tahun baru Kim Jong-un meningkat secara drastis, dari hanya 7 kali pada tahun 2013 menjadi 25 kali pada tahun 2019 (Atsuhito, 2020). Selain itu, Korut tidak lagi mengandalkan retorika yang tegas dalam penyampaian informasi dan beralih ke pembuatan citra positif melalui pembuatan vlog “kehidupan sehari-hari” warga Korut yang dibintangi oleh “mahasiswi berpenampilan menarik” bernama Un A atau “anak SD multitalenta” bernama Ri Su-jin (Park, 2020).

Perubahan yang paling signifikan muncul dari bagaimana Kim Jong-un ingin dilihat oleh rakyatnya. Berbeda dari ayah dan kakeknya, Kim Jong-un tidak ingin membuat kultus individu yang berlebihan dan ingin dilihat sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, sehingga Ia memerintahkan penghentian pembuatan mitos atas keluarganya. Perubahan drastis tersebut terlihat dari pemberitaan pemimpin besar saat bencana: ketika Kim Jong-il tidak pernah terlihat meninjau lokasi bencana saat kelaparan besar tahun 1990an, Kim Jong-un sering kali terlihat meninjau lokasi bencana Topan Maysak yang melanda Korea Utara. Selain itu, Kim Jong-un tidak ingin dilihat sebagai dewa yang selalu benar. Permintaan maaf Kim Jong-un kepada Korsel atas penembakan warga Korsel yang kabur ke Korut menjadi buktinya (Jeong, 2020).

Perubahan hal-hal di atas tampaknya telah terlihat secara simbolis dalam parade militer tanggal 10 Oktober kemarin. Hilangnya bouncing goose step yang merupakan tradisi parade militer sejak tahun 1990an—masa kekuasaan Kim Jong-il—mengisyaratkan adanya penghapusan berbagai peninggalan era Kim Jong-il dan menjadi salah satu usaha untuk memunculkan citra positif Korut, mengingat bouncing goose step selama ini menjadi salah satu ikon militeristik Korut yang paling terlihat. Permohonan maaf dan ucapan terima kasih Kim Jong-un kepada rakyat mengisyaratkan upaya Kim Jong-un memenuhi kebutuhan konsumsi dan hiburan rakyat serta memosisikan diri sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat. Terakhir, hilangnya Song of General Kim Il-sung dan Song of General Kim Jong-il mengisyaratkan adanya pengereman kultus individu keluarga Kim yang selama ini menampilkan setiap pemimpin besar sebagai dewa yang selalu benar dan harus dipuja oleh seluruh rakyat Korut.

Jalan terjal tentu harus ditempuh oleh Korut di bawah Kim Jong-un pada masa yang akan datang, mengingat Covid-19 dan sanksi ekonomi masih menjadi momok yang menakutkan baginya. Perilaku diplomasi yang sering kali plin-plan dan kerahasiaan informasi yang tinggi juga menjadikan setiap kebijakan Korut dapat berubah dengan tiba-tiba. Namun, parade militer Korut tahun 2020 setidaknya memperlihatkan bagaimana Kim Jong-un telah berusaha membebaskan Korut dari citra buruknya selama ini: miskin, militeristik, dan penuh kultus individu.

Referensi

Atsuhito, I. (2020). Characteristics of Kim Jong-un’s leadership: analyzing the tone of official North Korean media. Journal of Contemporary East Asia Studies.

BBC. (2009, 8 Maret). N Korea holds parliamentary poll. BBC. http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/7930775.stm

Cheng, E. (2017, 27 April). North Korean elites increasingly think Kim Jong Un is a weak leader, new study says. CNBC. https://www.cnbc.com/2017/04/26/north-korean-elites-increasingly-think-kim-jong-un-is-a-weak-leader-new-study-says.html

Cordesman, A. H. (2016). Korean Peninsula Military Modernization Trends. Center for Strategic and International Studies.

Diepen, V. H. V. & Elleman, M. (2020, 10 Oktober). North Korea Unveils Two New Strategic Missiles in October 10 Parade. 38North. https://www.38north.org/2020/10/vdiepenmelleman101020/

Embury-Dennis, T. (2020, 13 Agustus). ‘I’m really sorry’: Kim Jong-un sheds tears over his failings in rare apology to North Korean people. Independent. https://www.independent.co.uk/news/world/asia/kim-jong-un-apology-north-korea-military-parade-icbm-nuclear-missile-b987373.html

Fahy, S. (2015). Mapping a Hidden Disaster: Personal Histories of Hunger in North Korea. Natural Hazards Observer. 22-27.

Jeong, A. (2020, 1 Oktober). Kim Jong Un’s New Look Is More Man Than Superhuman. Wall Street Journal. https://www.wsj.com/articles/kim-jong-uns-new-look-is-more-man-than-superhuman-11601550012

Kasulis, K. (2020, 10 Oktober). Kim Jong Un thanks North Koreans for ‘zero’ COVID-19 cases in the country. NK News. https://www.nknews.org/2020/10/north-korea-projects-covid-19-confidence-as-parade-attendees-forego-masks/

Makinen, J. (2016, 20 Mei). North Korea is building something other than nukes: architecture with some zing. Los Angeles Times. https://www.latimes.com/world/asia/la-fg-north-korea-architecture-20160520-snap-story.html

New Focus International. (2013, 9 Desember). Insider Perspective: The Removal of Jang Song Taek (Update). New Focus International. https://web.archive.org/web/20140212220641/http://newfocusintl.com/insider-perspective-the-removal-of-jang-song-taek-update/

Park, H. S. (2007). Military-First Politics (Songun): Understanding Kim Jong-il’s North Korea. Academic Paper Series. 22(7). 1-8.

Park, H. S. (2020, 21 Agustus). North Korea’s propaganda efforts evolving on YouTube. The Korea Times. https://www.koreatimes.co.kr/www/nation/2020/08/103_294646.html

Muhammad Risyad Sadzikri adalah mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Indonesia yang memiliki ketertarikan terhadap sejarah dunia. Dapat ditemukan di Instagram dengan nama pengguna @risyadsadzikri

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *