Potensi Fanbase K-Pop untuk Menyuarakan Transisi Energi di Indonesia

0

Blankpink menjadi menjadi Duta Konferensi Perubahan Iklim PBB. Foto: Instagram

Artikel ini juga telah dipublikasi di kanal Medium Adidaya Initiative.

Tepat satu bulan yang lalu secara tidak sengaja saya membaca berita bahwa Blackpink terpilih menjadi Duta Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26). Berita tersebut diunggah oleh salah satu akun instagram berita K-Pop Indonesia, @panncafe. Kabar ini menuai berbagai reaksi netizen, terutama terkait kecantikan, outfit, dan style Blackpink, namun ada dua komentar yang cukup menarik perhatian saya.

“Tuh diajakin peduli tentang perubahan iklim, kalian sadar ngga sih klo bencana alam di Indonesia akhir-akhir itu efek perubahan iklim?  Buat Blink Indonesia, yuk mulai peduli” ujar salah satu komen netizen. 

Netizen lain pun menimpali,  “Iyaa, jangan cuman salfok sama Blackpink, tapi justru pesan yang dibawa, kalau kita ini harus turut serta dalam mengatasi climate change and make a better world

Dua komentar tersebut menjadi inspirasi saya bahwa ada potensi massa penyebaran informasi transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan melalui fanbase k-pop. Jumlah pengikutnya yang banyak serta mayoritas berasal dari kalangan anak muda membuat mereka mampu menjadi salah satu penggerak penting dalam suksesnya perkembangan energi terbarukan di Indonesia.

Mengapa Indonesia perlu energi terbarukan?

Sebelum melangkah lebih jauh, saya ingin memberikan dua alasan penting mengapa Indonesia perlu segera transisi ke energi terbarukan. Alasan pertama adalah perlunya usaha untuk mengurangi emisi karbon yang saat ini menjadi penyebab perubahan iklim. Berdasarkan publikasi Transisi G20 Menuju Ekonomi Rendah Karbon yang dikeluarkan oleh Climate Transparency, emisi karbon Indonesia meningkat hingga hampir tiga kali lipat antara tahun 1990 hingga 2015 dan laju peningkatannya diperkirakan akan semakin bertambah hingga tahun 2030.

Hasil publikasi tersebut juga memuat fakta bahwa sektor kehutanan dan energi menjadi penyumbang terbesar emisi di Indonesia. Saat ini pemerintah diwajibkan menurunkan emisi sebesar 11% dari sektor tersebut agar tetap sejalan dengan tujuan Paris Agreement. Untuk mencapai angka tersebut tentunya pemerintah harus bersungguh-sungguh serta menjalankan aksi yang nyata.

Alasan kedua pentingnya transisi energi terbarukan adalah untuk meningkatkan peluang green jobs. Menurut International Labour Organization atau ILO, setiap negara memiliki peluang untuk menciptakan lebih banyak green jobs. Green jobs adalah suatu pekerjaan bermutu yang dapat membantu menciptakan perekonomian yang ramah lingkungan dan rendah karbon. 

IRENA (International Renewable Energy Agency) juga memperkirakan lapangan kerja di sektor green jobs akan meningkat menjadi 42 juta pekerjaan pada tahun 2050. Tentunya, hal ini menjadi sebuah kesempatan emas seiring dengan kabar dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) bahwa pada 2030-2040 Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif. 

Ada apa dengan fanbase K-Pop?

Selama ini penggemar K-Pop di Indonesia banyak menggunakan media sosial seperti Instagram dan Twitter untuk mengulik lebih dalam berita terkait dengan idol yang mereka sukai bahkan mereka juga tak sungkan untuk memberi wejangan pada para haters yang menyerang idol mereka. Bulan ini para pecinta K-Pop digegerkan dengan masalah plagiat yang diduga dilakukan oleh salah satu rapper dalam negeri berinisial YL. Berita tersebut sempat ramai diperbincangkan hingga menjadi trending topic Twitter.

Tak hanya kekuatannya untuk membela hak para anggota girl group dan boy group, fanbase K-Pop juga gemar melakukan berbagai kegiatan amal. Baru-baru ini para fanbase K-Pop di Indonesia melakukan penggalangan dana untuk bencana banjir di Kalimantan. Tak tanggung-tanggung, dana yang berhasil dikumpulkan mencapai 1,4 Miliar. Ini menjadi bukti bahwa fanbase K-Pop memiliki karakter yang solid dan loyal.

Walaupun dengan segala kelebihannya, cap “alay” dan “lebay” masih menjadi salah satu image yang melekat pada mereka. Akan tetapi, tahukah kalian jika banyak dari mereka yang peduli dengan lingkungan? Banyak K-Popers Indonesia yang bergabung dalam platform Kpop4planet sebagai bentuk dukungan COP26. 

Para Kpopers berkumpul untuk berdiskusi, belajar tentang krisis iklim, serta bergerak bersama mengambil tindakan dengan para fanbase yang berpikiran sama. Sejauh ini mereka berhasil mengangkat hashtag #SavePapuaForest untuk melawan perusahaan Korea Selatan yang diduga membakar 57.000 hektar hutan di Papua dan menggalang dana untuk reboisasi hutan.

Berdasarkan fakta tersebut, menurut saya, langkah selanjutnya yang dapat mereka lakukan  adalah dengan ikut menyuarakan dan menjadi massa yang berperan sebagai katalisator agar seluruh sektor mulai dari pemerintahan, pelaku industri, pebisnis, NGO, dan aktivis untuk mempercepat transisi energi terbarukan di Indonesia. Beropini, berdiskusi, dan speak up merupakan langkah awal sederhana untuk membuka gerbang transisi energi di Indonesia. Dengan kesamaan visi, misi, dan mindset maka untuk melangkah ke tahap selanjutnya yang lebih teknis dan nyata tentunya akan lebih mudah.

Lantas apa hubungan alasan energi terbarukan dengan fanbase K-Pop ini?

Tak bisa dipungkiri para penggemar K-Pop didominasi oleh kawula muda. Berdasarkan survei yang dilakukan Kumparan, sekitar 57% penggemar K-Pop Indonesia berada di usia 12-20 tahun, 42% berusia 21-30 tahun, dan 1% di antaranya berusia di atas 30 tahun. Hal ini membuktikan bahwa mereka termasuk dalam generasi Millenial (1981-1996) dan generasi Z (1997-2012) yang artinya mereka adalah generasi masa depan. 

Kesadaran mereka terhadap krisis iklim sangatlah penting karena berhubungan dengan kondisi bumi di masa depan. Krisis iklim ini ditandai dengan kenaikan suhu bumi terus meningkat, cuaca ekstrim, naiknya permukaan laut, kualitas udara  yang semakin menurun dan bencana alam yang terus terjadi. Tentunya hal ini dapat berimbas pada kekeringan dan munculnya kelaparan dimana-mana. Jika Bumi rusak lantas dimana mereka akan tinggal?

Selanjutnya, berkaitan dengan “lowongan pekerjaan hijau” dan bonus demografi yang terjadi di Indonesia. Kedua kabar tersebut seperti spoiler yang diperuntukkan bagi para remaja dan pemuda-pemudi agar mereka mempersiapkan diri untuk pekerjaan masa depan yang lebih bermutu dan ramah lingkungan. Dengan melihat peluang ini, maka saya ingin mengajak mereka untuk mulai mempersiapkan diri menyambut era green jobs dan memanfaatkan bonus demografi Indonesia untuk percepatan transisi ke energi terbarukan.

Ulasan panjang kali lebar diatas semakin membuat saya yakin bahwa Idol dan fanbase K-Pop dapat menjadi media marketing agar para pemuda dan remaja turut menyuarakan isu energi terbarukan. Mereka telah memiliki platform yang bagus sehingga menyelipkan sedikit pembahasan energi terbarukan bisa menjadi sebuah terobosan yang cukup brilian. 

Semua orang berhak untuk menyuarakan dan mengajak untuk bersama-sama berpartisipasi dalam transisi energi. Kalau bukan dari kita, siapa lagi? 

Yuk, mari buktikan bahwa fanbase K-Pop Indonesia juga bisa berkontribusi memajukan transisi energi terbarukan demi masa depan Indonesia dan bumi yang lebih baik.

REFERENSI:

Climate Transparency, Brown To Green: Transisi G20 Menuju Ekonomi Rendah Karbon. Indonesia: Climate Transparency, 2018.

Humas Sekretariat Kabinet Indonesia, Kelanjutan Kerja Sama Penurunan Emisi  Gas Rumah Kaca (GRK) Indonesia – Norwegia dan Kebijakan Instrumen Nilai Ekonomi Karbon (Carbon Pricing), Jakarta: Sekretariat Kabinet Indonesia, 2020.

ILO, Pekerjaan yang Layak dan Ramah Lingkungan (Green Jobs) di Indonesia. Jakarta: Organisasi Perburuhan Internasional.

IRENA, Global Renewables Outlook: Energy Transformation 2050, Abu Dhabi: Irena, 2020.

Kementerian PPN/Bappenas, Bonus Demografi 2030-2040: Strategi Indonesia Terkait Ketenagakerjaan dan Pendidikan. Jakarta:  Kementerian PPN/Bappenas, 2017.

Kompas.com. (2021, Januari 27). 16 Fanbase Kpop di Indonesia Galang Dana untuk Bantu Korban Bencana Alam. Kompas.com. https://www.kompas.com/hype/read/2021/01/27/142422966/16-fanbase-kpop-di-indonesia-galang-dana-untuk-bantu-korban-bencana-alam?page=all 

kumparanK-POP. (2017, Januari 6). Fanatisme Fans K-Pop: Candu dan Bumbu Remaja. kumparan.com. https://kumparan.com/kumparank-pop/fanatisme-fans-k-pop-candu-dan-bumbu-remaja/full

Redaksi, (2021, Maret 2021). Fans K-Pop Dirikan Kpop4Planet untuk Menyuarakan Krisis Iklim. Forest Digest. https://www.forestdigest.com/detail/1029/k-pop-kpop4planet-krisis-iklim

Khatijah Sofia Surya Putri Suharyanto adalah Copywriter dan Koordinator Divisi Media Adidaya Initiative. Dapat ditemui di Instagram dengan nama pengguna @khatijahssps

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *