Bisnis Berbondong-Bondong Tinggalkan Rusia, Cabang Setempat Akan Diambil Alih

0

Cabang IKEA yang tutup di Rusia. Foto: Konstantin Zavrazhin/Getty Images

Menyusul serangkaian sanksi dari banyak negara, bisnis-bisnis mulai mengikuti dengan menutup operasi di Rusia. Paling baru, datang kabar dari bank Goldman Sachs yang berbasis di AS, yang mengatakan akan segera menghentikan operasinya di Rusia. Dalam melakukan hal ini, Goldman Sachs bukan perusahaan pertama, dan tentunya bukan yang terakhir, yang akan menutup operasinya di Rusia. 

Memasuki minggu kedua invasi, Rusia juga menghadapi serangkaian sanksi baru yang diterbitkan oleh Barat. AS secara resmi telah melakukan embargo terhadap minyak dan gas dari Rusia, sementara Uni Eropa menambahkan sanksi kepada oligark-oligark Rusia dan sanksi di bidang finansial.

Dengan sanksi yang semakin meluas tersebut, diperkirakan akan semakin banyak bisnis-bisnis di berbgai sektor yang meninggalkan Rusia.

Perusahaan Yang Meninggalkan Rusia: Dari Fast-food Hingga Elektronik

Perusahaan-perusahaan yang meninggalkan Rusia ini tersebar di banyak sektor dan terutama berasal dari Barat. Beberapa perusahaan tersebut diantaranya perusahaan makanan dan minuman seperti McDonald dan Starbucks, perusahaan kosmetik seperti L’Oreal dan Estee Lauder, serta perusahaan retail pakaian seperti H&M dan Zara. Di luar perusahaan-perusahaan yang terkait dengan kebutuhan dasar, perusahaan elektronik yang berteknologi tinggi seperti Samsung dan Apple juga ikut menutup bisnisnya di Rusia.

Penutupan ini memiliki efek langsung penutupan cabang perusahaan terkait di Rusia. Lebih lanjut, bisnis-bisnis tersebut juga banyak membatasi ekspornya ke Rusia dan layanannya disana.

Selain operasi bisnis secara praktis, modal-modal perusahan dan perseorangan asing juga sedang mengalami capital flight dari Rusia. Dengan demikian, pasar keuangan Rusia menjadi terkuras dan mata uang Ruble rusia semakin jatuh.

Namun leih dari itu, perginya bisnis-bisnis ini sangat berdampak terhadap aktivitas rakyat Rusia sehari-hari. Dengan tutupnya restoran, retail, dan cabang-cabang perusahaan lainnya, rakyat Rusia menjadi semakin sulit mengakses kebutuhannya sehari hari.  

Rusia Perbolehkan Pengambilalihan Cabang, Larang Penjualan Modal Asing

Menghadapi perginya bisnis-bisnis tersebut, tentu Rusia tidak diam saja. Sebaliknya, Presiden Putin justru beranggapan perginya bisnis-bisnis yang mayoritas berasal dari Barat tersebut akan “meningkatan kemandirian dan kedaulatan Rusia”.

Rusia melakukan setidaknya dua langkah strategis untuk menghadapi fenomena ini. Pertama Rusia akan menyita aset perusahan-perusahaan yang meninggalkan negara tersebut. Kemudian, Putin telah mengeluarkan dekrit yang mengizinkan perusahaan lokal untuk mengambil alih dan menjalankan cabang-cabang bisnis Barat yang ditutup dengan biasa. Dengan demikian, hak cipta dan serangkaian norma dalam bisnis internasional lainnya untuk sementara dianulir di Rusia.

Selain itu, Rusia juga melarang penjualan modal asing di pasar keuangan Rusia. Hal ini dilakukan untuk mencegah capital flight dan juga depresiasi nilai Ruble lebih lanjut. Namun dalam jangka panjang, kebijakan ini diperkirakan akan menyebabkan preseden negatif bagi investasi di Rusia.

Kebijakan-kebijakan baru yang bermunculan ini memang sangat tidak ortodoks, tetapi di sisi lain juga tidak mengherankan. Kondisi perang mendorong Putin untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang belum pernah diambil sebelumnya untuk menjaga stabilitas domestiknya. Namun, kebijakan ini juga akan memiliki implikasi-implikasi jangka panjang yang semakin mengisolasi Rusia dari dunia.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *