Ilustrasi dari FPCI UPH

Ratko Mladic, mantan komandan militer di Angkatan Darat Republika Srpska, kalah dalam perjuangan hukumnya pada hari Selasa, ketika majelis hakim PBB (4-1) menolak permohonannya untuk dibebaskan dari hukuman seumur hidup. Putusan itu menutup serangkaian pertempuran hukum yang telah berlangsung lama, yakni sejak tahun 2017. Mladic dihukum karena kejahatan perang atas keterlibatannya dalam pembantaian Srebrenica 1995 yang terkenal, yang menyebabkan 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim Bosnia dibantai selama Perang Bosnia.

Dikenal sebagai “Tukang Jagal Bosnia”, unit di bawah komando-nya memainkan peran sentral dalam pembantaian tersebut.

Perang Bosnia disebabkan oleh pembentukan Republik multi-etnis Bosnia dan Herzegovina pada Februari 1992 yang memicu konflik antaretnis yang mematikan. Negara baru itu sebagian besar dihuni oleh orang Muslim Bosnia dan orang Katolik Kroasia, sementara orang Serbia Bosnia menolak pemerintahan baru tersebut. Pasukan Serbia Bosnia, yang dipimpin oleh Radovan Karadži, komandan senior Mladic, memulai kampanye militer di dalam Bosnia dan Herzegovina untuk mengamankan apa yang mereka anggap sebagai tanah etnis Serbia, hingga menggusur dan membunuh kelompok etnis lain dalam prosesnya.

Dalam upaya untuk mencari pembebasan atau pengadilan ulang, pengacara Mladic berpendapat bahwa mantan komandan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas kemungkinan kejahatan yang dilakukan oleh bawahannya.

Perayaan pun meletus di antara para korban dan masyarakat umum Sarajevo yang mengamati proses tersebut. Hal ini pun menarik pujian dari masyarakat internasional.

“Kejahatan Mladic adalah puncak kebencian yang menjijikkan yang dipicu untuk keuntungan politik,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelete. Mladic telah menjalani 25 tahun persidangan di Pengadilan Pidana Internasional untuk Bekas Wilayah Yugoslavia, yang sejauh ini telah menghukum 90 orang karena perang kejahatan, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kekejaman lainnya.

Meskipun banyak bukti tentang pembersihan etnis yang terkoordinasi dan terencana, warisan pembantaian terus memberikan bayangan gelap. Pendukung Mladic menyangkal genosida sama sekali. Pemimpin separatis Serbia Bosnia, Milorad Dodik, menyebut putusan akhir itu sebagai “satanization of Serbs”.

“Pengadilan tidak membuktikan kesalahan langsung Mladic,” kata Dodik. “Jelas bahwa genosida di Srebrenica tidak pernah terjadi.”

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *