Ilustrasi oleh FPCI UPH

Pertumpahan darah berlanjut di wilayah Tigray, Ethiopia sejak daerah itu direndam dalam enam bulan konflik kekerasan. Ketika pertempuran meletus pada 4 November 2020, konflik tersebut dibayangi oleh pelanggaran berat hak asasi manusia, kejahatan perang, dan potensi kejahatan terhadap kemanusiaan. Ada bukti yang kredibel untuk mendukung klaim ini, namun tanggapan dari Uni Afrika dan pejabat PBB masih kurang memadai, kata juru bicara Amnesty International.

“Dewan Keamanan PBB tidak melakukan apa-apa selama berbulan-bulan sebelum akhirnya mengungkapkan keprihatinan tentang situasi yang semakin mengerikan di Tigray.  Sementara itu, Uni Afrika dan pemerintah di kawasan itu tidak berbuat banyak untuk menentang kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang mungkin terjadi.”

Melalui analisis citra satelit, verifikasi bukti video, dan wawancara lusinan penyintas, Amnesty International telah mendokumentasikan dan mengungkap contoh mengejutkan dari pembunuhan di luar hukum, serangan pembalasan, penjarahan properti, dan penahanan massal yang terjadi.

Pada 28-29 November 2020, tentara Eritrea telah melakukan serangan membabi buta terhadap penduduk sipil di Tigray hingga menewaskan ratusan warga sipil di Kota Axum. Pasukan keamanan Ethiopia diketahui terlibat dan bahkan dibuktikan telah melakukan eksekusi di luar hukum di Mahibere Dego, pada 15 Januari 2021.

Pemadaman komunikasi menyulitkan komunitas internasional untuk menilai situasi secara akurat, tetapi dalam beberapa bulan terakhir informasi mulai mengalir keluar dan semuanya menunjukkan bukti terjadinya pembersihan etnis terhadap orang Tigray. Kelaparan massal dan pemerkosaan telah dijadikan senjata atau cara untuk “membersihkan garis darah perempuan Tigrayan”, kata seorang korban yang tidak disebutkan namanya.

G7 telah menyuarakan keprihatinannya tentang konflik Tigray, dan mencatat bahwa Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia (EHRC) dan Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) telah setuju untuk melakukan penyelidikan bersama. Hal ini dilihat sebagai sebuah keuntungan bagi komunitas internasional.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *