Kamala Harris, Kartu As Biden?

0

Kamala Harris berkampanye untuk nominasi Partai Demokrat. Foto: Wikimedia Commons.

Kamala Harris adalah kartu AS?

Pada tanggal 3 November 2020, Amerika Serikat akan mengadakan pemilihan penting yang mempertemukan Joe Biden, kandidat dari Partai Demokrat, dengan petahana Donald Trump dari Partai Republik untuk bersaing dalam Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2020. Seiring dengan akan diadakannya pemilihan, terdapat optimisme di seluruh dunia, terutama ketika calon Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden meminta Kamala Harris untuk menemaninya menjadi calon Wakil Presiden. Kamala Devi Harris, lahir 20 Oktober 1964 di Oakland, California, adalah seorang politikus Amerika Serikat sekaligus pengacara yang telah menjabat sebagai Senator Junior Amerika Serikat dari California sejak 2017 (Tirto, 2020). Dia juga mencalonkan diri untuk nominasi calon presiden dari Partai Demokrat pada tahun 2020, kemudian berjuang melawan Biden, dan kemudian menjadi perhatian nasional ketika mengakhiri kampanyenya pada 3 Desember 2019.

Biden memang mencari seseorang yang akan mengambil sikap tegas terhadap kesalahan penanganan COVID-19 oleh pemerintahan Trump, dan akan menyampaikan kepada publik bagaimana masalah rasial dan ekonomi meningkat. Sebagai eks-Jaksa Agung negara bagian,  Harris mengungkapkan bahwa dia mungkin menggunakan keahliannya sebagai mantan jaksa untuk membangun kasus melawan Presiden Trump dan Wakil Presiden Mike Pence.

Mantan Wakil Presiden pada masa pemerintahan Obama, Joe Biden telah memilih Kamala yang menjadi oposisi terkemuka dalam Partai Demokrat terhadap penunjukan hakim Mahkamah Agung oleh Presiden Donald Trump (ABC News, 2020). Dia adalah wanita kulit hitam pertama yang muncul di tiket nominasi capres-cawapres AS. Kamala Harris, merupakan putri imigran Jamaika dan India, ia memiliki banyak hal baru untuk ditawarkan pada kampanye kepresidenan Biden.

Setelah pengumuman oleh calon Joe Biden pada 11 Agustus 2020. Harris berkomentar di twiter bahwa Biden ,“Dapat mempersatukan rakyat Amerika karena dia menghabiskan hidupnya berjuang untuk kita. Dan sebagai Presiden, dia akan membangun Amerika yang sesuai dengan cita-cita kita.” Dia kemudian menambahkan bahwa, “Saya merasa terhormat untuk bergabung dengannya sebagai calon Wakil Presiden partai kami, dan melakukan apa yang diperlukan untuk menjadikannya Panglima Tertinggi kami.” (Modern Diplomacy, 2020).

Setelah meyeselesaikan pendidikannya di Universitas Howard, Kamala Harris melanjutkan studinya di Universitas California Hastings. Untuk mendapatkan gelar sarjana hukumnya, hal Inilah yang membuatnya mulai bekerja di Kantor Kejaksaan Distrik Alameda County. Hingga tahun 2003 (Kumparan, 2020), dia menjadi wanita pertama dan juga orang India-Amerika pertama yang menjabat sebagai Jaksa Agung California, pengacara unggulan dan pejabat penegak hukum di negara bagian terpadat di Amerika. Ketika hampir genap dua periode masa jabatannya sebagai Jaksa Agung, Harris mendapatkan reputasi sebagai salah satu bintang Partai Demokrat yang sedang naik daun. Dia menggunakan momentum ini untuk maju ke pemilihan sebagai senator junior AS di California pada tahun 2017. Harris adalah wanita kulit hitam kedua yang pernah terpilih menjadi Senat AS.

Peran Wakil Presiden mensyaratkan, bahwa Wakil Presiden akan melangkah ke jabatan puncak sebagai Presiden jika Presiden menjabat meninggal dunia atau meninggalkan kantor selama masa jabatannya. Jika nantin calon Joe Biden akan menjadi Presiden, maka Ia akan menjadi Presiden tertua AS jika terpilih, maka dalam hal ini berarti dipilihnya Wakil Presiden Biden mungkin berada di bawah pengawasan ekstra. Hal ini juga menjadi sebuah momentum bersejarah, mengingat bahwa seorang wanita kulit berwarna tidak pernah ditunjuk untuk mendapatkan tiket Presiden oleh salah satu dari dua partai politik utama Amerika Serikat. 

Kamala Harris, yang diusung menjadi calon Wakil Presiden Joe Biden untuk tiket Partai Demokrat, adalah pilihan yang menyenangkan bagi orang Afrika-Amerika maupun India-Amerika. Sebagai seorang Afrika-Amerika dan juga seorang Amerika keturunan India, dia akan mewakili visi masa depan Amerika Serikat sebagai seorang wanita, serta sebagai individu yang beragam yang mewakili Amerika Serikat. Ibu Harris, Shyamala Gopalan Harris, seorang peneliti kanker dan aktivis hak-hak sipil, menikah dengan Donald Harris, seorang profesor ekonomi, dan pasangan tersebut aktif dalam gerakan hak-hak sipil (Modern Diplomacy, 2020).

Sebagai calon wakil Presiden, Harris mulai berbicara lebih banyak tentang pengaruh ibunya dan hubungan India. Oleh karena itu, Harris pasti akan menggairahkan banyak pemilih India-Amerika di Partai Demokrat, sama seperti dia akan terus merepotkan mereka yang mendukung Donald Trump. Dia juga berfokus pada sikap terhadap India, dan kebijakan Perdana Menteri Narendra Modi. 

Ketika ditanyai oleh seorang aktivis Kashmir, Harris melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia sedang ‘mengamati’ perkembangan yang muncul di India dan bahwa ‘nilai-nilai’ demokrasi adalah bagian penting dari agenda AS. Namun, beberapa generasi tua Indian-Amerika melihat pencalonan Biden tidak bersahabat dengan India dan terlalu ingin menyenangkan muslim Amerika. Biden telah berusaha keras untuk menekankan pentingnya strategis dari kemitraan India-AS. Jajak pendapat yang dilakukan oleh The Politico mengungkapkan bahwa mayoritas tipis pemilih, 53 persen menyetujui Biden memilih senator California untuk bergabung dengan partai Demokrat. Itu jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan 29 persen lainnya yang tidak menyetujui Harris sebagai calon Wakil Presiden dari Partai Demokrat. Menimbang bahwa AS memiliki populasi pemilih India-Amerika yang terus bertambah akan menjadi peluang bagus karena kelompok kepentingan tidak hanya berperan sebagai pengumpul massa bagi partai politik, tetapi juga memiliki peran penting untuk menyokong kebutuhan finansial (Budiatri, 2013). Memilih Kamala sebagai Wakil Presiden mungkin merupakan langkah strategis untuk menarik pemilih India dan juga kaum minoritas lainnya, dengan begitu ini menjadi senjata jitu dan mematikan bagi Trump untuk memenangkan pemilu di Amerika Serikat.

Referensi

ABC News. (2020) “Supreme Court fight could elevate Kamala Harris’ profile” ABC News. https://abcnews.go.com/Politics/wireStory/supreme-court-fight-elevate-kamala-harris-profile-73149513

Budiatri, Aisah P. (2013). Pemilu Presiden Amerika Serikat. Jurnal Penelitian Politik. 10(2).

Kumparan. (2020). “Faktor Kamala Harris di Pilpres US” Kumparan. https://kumparan.com/shamsi-ali/faktor-kamala-harris-di-pilpres-us-1u1tsvg1M6t

Modern Diplomacy. (2020) “Kamala Harris as Vice President Attractive for the Indian American Voter?” Modern Diplomacy. https://moderndiplomacy.eu/2020/09/12/kamala-harris-as-vice-president-attractive-for-the-indian-american-voter/

Tirto. (2020). “Terang-Gelap Kamala Harris sang “Polisi”, Cawapres Joe Biden” Tirto. https://tirto.id/terang-gelap-kamala-harris-sang-polisi-cawapres-joe-biden-f1uU

Hendra adalah mahasiswa Business Law Univertsity dan merupakan pendengar setia Podcast Bebas Aktif

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *