Ilustrasi pasar di Havana, Kuba. Foto: Pixabay

Pada hari Sabtu (06/02), Kuba mengumumkan bahwa negaranya telah meluaskan perizinan secara besar-besaran bagi pengusaha swasta untuk melakukan aktivitas ekonomi di berbagai sektor yang sebelumnya dikendalikan oleh pemerintah. Dilansir dari Granma, koran resmi Partai Komunis Kuba, Dewan Menteri Kuba menyetujui kebijakan reformasi ekonomi yang telah dicanangkan oleh Menteri Pekerja Marta Elena Feito sejak tahun lalu. Melalui kebijakan reformasi ekonomi tersebut, izin usaha swasta yang sebelumnya hanya diberikan kepada 127 sektor telah bertambah menjadi lebih dari 2.000 sektor. Dengan demikian, hanya 124 sektor ekonomi yang tetap dikendalikan oleh pemerintah, baik secara penuh maupun sebagian.

Pembukaan sektor ekonomi tersebut tidak lepas dari anjloknya ekonomi Kuba dalam setahun terakhir karena pandemi COVID-19 dan sanksi ekonomi Amerika Serikat yang semakin kuat pada masa pemerintahan Donald Trump. Berdasarkan data statistik yang dikutip dari BBC, ekonomi Kuba pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 11 persen yang mana hal tersebut menjadi penurunan terbesar dalam 30 tahun terakhir. Penurunan ekonomi tersebut juga bersamaan dengan berkurangnya persediaan barang pokok untuk masyarakat. Dengan melihat kondisi tersebut, pembukaan sektor swasta diharapkan dapat memberikan dampak positif dan dorongan bagi 600.000 tenaga kerja Kuba yang bekerja di sektor swasta agar dapat memperbesar usahanya.

Selama ini, Kuba dikenal sebagai negara berpaham komunis yang secara teoritis menentang kepemilikan privat. Setelah Revolusi Kuba pada 1959, Fidel Castro sebagai pemimpin Kuba pasca-revolusi mencanangkan program nasionalisasi aset ekonomi swasta, terutama aset yang dimiliki oleh pengusaha AS, dan mengubah perekonomian kuba menjadi perekonomian sosialis dengan seluruh aset ekonomi dikuasai negara. Namun, hal tersebut mengurangi performa ekonomi Kuba sehingga negara tersebut harus bergantung kepada Uni Soviet sebagai sekutu komunis. Hal tersebut nantinya menyebabkan Kuba harus menghadapi krisis ekonomi besar “Special Period” pada tahun 1990-an setelah jatuhnya Uni Soviet.

Untuk mencegah terjadinya krisis yang serupa dan melakukan adaptasi dengan kondisi ekonomi kontemporer, pemerintah Kuba mencanangkan program reformasi ekonomi pada tahun 2011 yang dimulai dengan membebaskan 127 sektor ekonomi dari kendali pemerintah. Perekonomian Kuba juga terbantu oleh pengurangan sanksi AS pada masa pemerintahan Barack Obama yang ikut memperluas sektor turisme di Kuba. Namun, penguatan kembali sanksi AS pada masa Donald Trump dan pandemi COVID-19 melemahkan ekonomi Kuba secara signifikan sehingga kini sektor ekonomi swasta semakin diperluas oleh pemerintah.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *