Myanmar Beli Drone Israel, Diduga Untuk Awasi Demonstran

0

Ilustrasi demonstrasi di Myanmar. Foto: NBC News

Masih di tengah panasnya kudeta militer di Myanmar, adanya penemuan dokumen yang menjelaskan detail pengeluaran militer memperparah keadaan yang telah berlangsung sebulan ini. Dilansir dari dokumen temuan Justice for Myanmar, anggaran belanja pemerintahan Myanmar sebesar jutaan dolar digunakan untuk belanja teknologi.

Hal yang mengejutkan adalah “teknologi” yang dibeli berupa teknologi spionase berupa teknologi peretas komputer dan ponsel, pelacak lokasi dan alat menguping. Adapun dalam dokumen yang diungkap tersebut dikatakan bahwa tujuan pembelian perangkat canggih tersebut adalah untuk “memerangi pencucian uang” dan “kejahatan dunia maya”.

Terungkapnya dokumen ini membantu menjelaskan kapabilitas militer Myanmar (Tatmadaw) untuk melakukan triangulasi secara efisien terhadap demonstran di Myanmar. Pasalnya, kemampuan Tatmadaw melakukan aksi penyadapan tersebut dinilai sangat efisien dan tidak mungkin dapat dilakukan hanya dengan alat biasa.

Para ahli menyatakan bahwa alat khusus diperlukan untuk melakukan pekerjaan serupa detektif tersebut. Alat khusus tersebut diproduksi oleh Elbit System, Cellebrite, dan Industri Otomotif Gaia yang semuanya berdomisili di Israel.

Ko Nay Yan Oo, mantan anggota Pacific Forum Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang telah mempelajari militer Myanmar menyatakan, “Bahkan di bawah pemerintahan sipil, pihaknya kurang mengawasi terkait pengeluaran militer untuk teknologi pengawasan,”

Kurangnya pengawasan akan pengeluaran militer mungkin menjadi salah satu faktor yang membuat junta militer Myanmar memiliki kebebasan untuk pembiayaan mereka. Hal ini diduga adalah alasan militer Myanmar dapat melakukan kudeta dengan cepat dan mudah.

Pembelian ini agaknya telah diverifikasi dengan adanya kunjungan Jenderal Min Aung Hlaing ke kantor Elbit pada tahun 2015 silam. Jenderal Min Aung Hlaing sendiri adalah pemimpin dari tindakan kudeta terhadap Aung San Suu Kyi. 

Kemungkinan adanya keterlibatan drone Israel dalam kudeta meningkatkan kecaman dan desakan dari pihak Myanmar untuk memberhentikan pasokan senjata dari Israel.

“Militer sekarang menggunakan alat-alat itu secara brutal untuk menindak para demonstran yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk melawan junta militer dan memulihkan demokrasi,” kata juru bicara pemantau pelanggaran junta militer, Justice for Myanmar, Ma Yadanar Maung.

Keberadaan alat-alat tersebut mengancam privasi dan keamanan rakyat Myanmar. Walau belum dipastikan bahwa alat tersebut disalahgunakan untuk tujuan spionase, tetapi bukti yang ada di lapangan sangat menunjukkan adanya penggunaan alat canggih tersebut. 

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *