Oposisi Kuasai Dewan Konstituante Chile, Ganti Konstitusi Era Pinochet

0

Ilustrasi demonstrasi menuntut perubahan konstitusi di Chili. Foto: Martin Bernetti/AFP via Getty Images

Pada hari Minggu (16/05) waktu setempat, hasil penghitungan suara pemilihan Dewan Konstituante Chili telah selesai hingga 98,3%. Hasilnya: lebih dari 2/3 kursi dewan diisi oleh pihak independen dan oposisi dari golongan kiri.

Dikutip dari BBC, dewan yang beranggotakan 155 orang tersebut akan dibagi ke dalam 48 kursi untuk independen, 28 kursi untuk sayap kiri, 25 kursi untuk golongan kiri-tengah, 37 kursi untuk koalisi sayap kanan, dan 17 kursi untuk perwakilan penduduk asli Chili. Sebagai tonggak sejarah lainnya, 50 persen dari kursi dewan akan diisi oleh perempuan.

Dengan hanya menguasai sekitar seperempat kursi, koalisi sayap kanan yang didukung pengusaha tidak akan mampu memveto penggantian Konstitusi Chili 1980 yang mendukung aktivitas pasar bebas.

Dewan Konstituante Chili akan menyusun teks konstitusi baru Chili dalam sembilan bulan ke depan dan dengan opsi tambahan waktu tiga bulan. Status draf konstitusi baru tersebut nantinya akan ditentukan melalui referendum tahun depan. Jika suara penolakan draf konstitusi baru memenangkan referendum, Konstitusi 1980 tetap akan digunakan.

Konstitusi Sumber Kesenjangan

Mayoritas warga kelas pekerja Chili melihat Konstitusi Chili 1980 merupakan sumber utama dari kesenjangan di negara Amerika Latin tersebut.

Secara historis, dikutip dari Reuters, Konstitusi Chili yang ada sekarang dibuat pada masa rezim diktator Augusto Pinochet yang dikenal sebagai pro-AS dan pembuat kebijakan restrukturisasi keuangan neoliberal di Chili.

Konstitusi buatannya pun memberikan berbagai kemudahan kepada sektor bisnis privat di Chili. Bagi kaum sayap kanan, Konstitusi 1980 membawa pertumbuhan ekonomi yang pesat bagi negara itu.

Namun di sisi lain, konstitusi yang memicu deregulasi dan privatisasi tersebut menimbulkan kesenjangan ekonomi dan sosial yang ekstrem di Chili. Kaum pekerja Chili harus berutang besar agar bisa membiayai jasa-jasa sektor vital yang terprivatisasi, seperti pendidikan dan tabungan pensiun.

Kesenjangan tersebut turut memicu kemarahan besar rakyat Chili ketika terjadi kenaikan harga tiket Santiago Metro pada 2019 sehingga memicu protes besar berskala nasional. Penggantian konstitusi pun menjadi salah satu tujuan yang hendak dicapai di dalam protes tersebut.

Referendum penggantian konstitusi pun dilakukan pada 25 Oktober 2020. Hasilnya, 80 persen warga Chili meminta konstitusi diganti.

Perubahan konstitusi yang ada pun menjadi tonggak sejarah Chili. Tidak hanya melepaskan dominasi kaum kapitalis di dalam konstitusi, perubahan konstitusi diharapkan akan melepaskan Chili dari bayang-bayang kediktatoran yang disponsori oleh kekuatan asing setelah 31 tahun lamanya.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *