Perdana Menteri Yassin Mundur, Raja Malaysia Jajaki Calon Perdana Menteri Baru

0

Ilustrasi PM Malaysia Muhyiddin Yassin. Foto: Reuters

Pada hari Senin (16/8), Muhyiddin Yassin turun dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Malaysia. Dengan ini, Muhyiddin Yassin menjadi Perdana Menteri dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah Malaysia, yakni hanya sepanjang 17 bulan.

PM Yassin dinyatakan tidak lagi memiliki dukungan mayoritas dari parlemen Malaysia setelah dilakukannya rapat kabinet. Dalam rapat kabinet tersebut, Yassin tidak mampu mempertahankan kekuasaannya dan banyak anggota parlemen yang mencabut dukungan padanya.

Yassin sendiri menyatakan bahwa ia menerima titah untuk mundur dari jabatannya. Ia menyebutkan bahwa segala usaha yang ia lakukan di masa jabatannya tidak mampu menghasilkan hasil yang optimal, seperti penanganan COVID-19. Walau begitu, ia juga melayangkan tuduhan bahwa ada pihak “rakus” yang menyebabkan proyek-proyeknya tidak mampu berjalan maksimal.

Raja Malaysia, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah telah menerima permintaan pengunduran diri dari Yassin, namun ia meminta Yassin untuk menjabat menjadi perdana menteri sementara hingga penggantinya dapat ditemukan.

Pemerintah Malaysia tidak dapat menurunkan Yassin secara langsung karena kondisi COVID-19 yang membuat Pemilu sulit untuk dijalankan. Sultan Abdullah sendiri menolak untuk menjalankan Pemilu, dengan menyebutkan kondisi Malaysia sebagai salah satu negara dengan kondisi COVID-19 di Asia Tenggara.

Malaysia sendiri telah menderita lebih dari 1,1 juta kasus dan 12.000 kematian akibat COVID-19. PM Muhyiddin Yassin juga yang membujuk Sultan Abdullah untuk menyatakan keadaan darurat di Negeri Jiran tersebut. Namun, keputusan Muhyidin untuk menarik status darurat secara sepihak pada tanggal 1 Agustus lalu dianggap mencelai wewenang Raja.

Sultan Abdullah menyatakan pada hari Selasa (17/8) bahwa pemilihan perdana menteri berikutnya akan dipilih berdasarkan dukungan populer di parlemen.

Ia meminta 222 anggota parlemen mengumpulkan nama pilihan mereka paling lambat pada hari Rabu (18/8). Untuk menjadi perdana menteri, seorang kandidat harus memperoleh setidaknya 111 dari 222 suara yang ada.

Kejatuhan PM Yassin memang sudah menjadi kemungkinan yang diduga sejak UMNO menarik dukungannya dari koalisi berkuasa lebih dari sebulan yang lalu. Spekulasi nama-nama yang mungkin menggantikan posisi Yassin telah bermunculan, diantaranya adalah Anwar Ibrahim, Ismail Sabri, dan Tengku Razaleigh Hamzah.

Mundurnya Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menjadi beban tambahan untuk Malaysia yang kini harus mencari pengganti secepatnya. Negara yang telah mengalami banyak kesulitan dalam menghadapi COVID-19 tersebut kini harus segera keluar dari kemelut politik yang ada, agar dapat membawa Malaysia keluar dari krisis yang lebih besar.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *