Tundukkan Kabul dalam 12 Jam, Taliban Resmi Kuasai Seluruh Afghanistan

0

Ilustrasi Taliban mengambil alih Istana Kepresidenan Afghanistan pada Minggu (15/8). Foto: Zabi Karimi/AP

Ibukota Afghanistan, Kabul, telah resmi jatuh ke dalam kuasa Taliban pada Minggu (15/8) waktu setempat.

Masuknya Taliban ke Kabul menandai kembalinya organisasi Islam fundamental tersebut ke pusat pemerintahan Afghanistan hampir 20 tahun sejak mereka ditendang keluar oleh koalisi Amerika Serikat pada tahun 2001.

Selain itu, kejatuhan Kabul secara tidak langsung ikut menjatuhkan pemerintahan Republik Islam Afghanistan yang menjadi pemerintah sah di negara tersebut selama hampir 20 tahun sejak invasi AS.

Namun, hal yang menarik perhatian dunia terhadap peristiwa kejatuhan Kabul adalah cepatnya pergerakan Taliban dalam menguasai kota tersebut. Padahal, Departemen Pertahanan AS saja mengestimasi bahwa Kabul baru akan jatuh paling cepat dalam kurun waktu satu minggu sejak Jumat (13/8).

Berita ini akan membahas proses kejatuhan Kabul tersebut, dari perkembangan terakhir serangan Taliban di seluruh Afghanistan, upaya perebutan Kabul dalam 12 jam, serta dampak dari kejatuhan ibukota tersebut.

Cepatnya Laju Gerak Taliban

Taliban memulai serangan besar-besaran terhadap pasukan pemerintah Afghanistan pada Mei 2021, hanya beberapa saat setelah Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa AS akan menarik mundur pasukannya dari negara Asia Selatan tersebut.

Dikutip dari NBC News, pada akhir Juni, sepertiga wilayah Afghanistan sudah jatuh ke tangan Taliban. Kemudian, Reuters menyebut bahwa angka tersebut semakin meningkat pada akhir Juli ketika Taliban sudah merebut setengah wilayah Afghanistan. Cepatnya laju gerak Taliban tersebut juga didukung oleh banyaknya pasukan pemerintah yang lebih memilih menyerah kepada Taliban.

Gempuran Taliban menjadi semakin dahsyat pada bulan Agustus ketika mereka sudah mampu menguasai kota-kota besar. Herat, Kandahar, Mazar-i-Sharif, dan Jalalabad sudah jatuh ke tangan Taliban pada 15 Agustus, menyisakan Kabul yang terkepung dari berbagai sisi.

12 Jam Kejatuhan Kabul

Dikutip dari Wall Street Journal, tanda-tanda kejatuhan Kabul pada Minggu (15/8) mulai terlihat ketika diplomat AS dan negara-negara Barat lainnya diangkut dari Kedutaan AS melalui helikopter sekitar pukul 15.30 waktu setempat.

Pada waktu yang bersamaan, Taliban sudah berada di pintu gerbang Kabul. Mereka menyebut bahwa mereka tidak berniat merebut Kabul dengan pertumpahan darah. Mereka juga membebaskan tahanan di penjara Pul-e-Charkhi.

Kemudian, sekitar pukul 20.00, Presiden Ashraf Ghani angkat kaki dari Afghanistan dan kabur ke Tajikistan. Tindakan ini mendapatkan kecaman dan kutukan dari pejabat Afghanistan lainnya yang merasa Ghani adalah pengecut.

Pada tengah malam, Taliban pun sudah memasuki Istana Kepresidenan Afghanistan. Peristiwa tersebut secara simbolis memperlihatkan kejatuhan kekuasaan Republik Islam Afghanistan.

Senin (16/8) pagi, Kabul telah sepenuhnya berada dibawah kuasa Taliban yang akan segera mendeklarasikan berdirinya Emirat Islam Afghanistan untuk kedua kalinya sejak 1996. Kini, Republik Islam Afghanistan sudah tinggal nama.

Kegagalan Kebijakan Luar Negeri AS

Jatuhnya Kabul berdampak kepada persepsi kegagalan terhadap kebijakan luar negeri AS di bawah Joe Biden. Upaya dua dekade untuk menghancurkan Taliban dianggap sia-sia meskipun sudah banyak biaya dan tentara yang dikorbankan.

Peristiwa ini juga menjadi ajang saling menyalahkan di antara elite politik AS sendiri. Menlu Antony Blinken dan Menhan Lloyd Austin menuduh bahwa kebijakan luar negeri era Donald Trump merupakan penyebab utama dari kekalahan AS di Afghanistan.

Namun, apapun yang terjadi, kejatuhan Kabul menandakan perubahan secara nasional di Afghanistan. Apapun bentuk pemerintahan baru Afghanistan, Taliban pasti memainkan peran yang sentral. Sementara itu, rakyat Afghanistan terus dihantui ketidakpastian akan bagaimana Taliban akan berkuasa. Tidak sedikit diantaranya yang memutuskan untuk mengungsi, memicu krisis kemanusiaan baru di Asia Tengah, Asia Selatan, dan Timur Tengah.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *