Provokasi Korut, Satu Lagi Tantangan Pemerintahan Biden

0

Ilustrasi Kim Yo Jong, adik perempuan dari Kim Jong Un. Foto: CGTN

Untuk kesekian kalinya, Korea Utara kembali memberikan provokasi politik bagi Amerika Serikat.

Dilaporkan oleh DW, pada 16 Maret 2021 waktu setempat, Kim Yo-jong, saudari pemimpin Korut Kim Jong-un, memberikan peringatan kepada AS agar tidak bersikap agresif terhadap Korea Utara.

Ditulis di media resmi Korut KCNA, wanita berusia 33 tahun tersebut menyebut bahwa ia ingin memperingatkan “pemerintahan baru AS yang sedang menebarkan bau mesiu dari seberang samudra.”

Ia juga menambahkan ancaman kepada AS.

“Jika AS ingin tidur dengan damai untuk empat tahun ke depan, AS harus berhenti menciptakan bau busuk sejak awal,” tambahnya.

Sebelumnya, pemerintahan Biden sudah mencoba melakukan kontak dengan Korut sejak Februari, tetapi tidak digubris sama sekali.

Provokasi Rutin Korut pada Awal Kepresidenan AS

Provokasi politik tersebut memang sering terjadi pada masa awal kepresidenan AS.

Sebelumnya, Korut memprovokasi AS dengan uji coba rudal dan nuklir pada awal masa kepresidenan Obama dan Trump.

Provokasi tersebut biasanya akan ditanggapi dengan penjatuhan sanksi.

Namun, terkadang provokasi tersebut berujung dengan adu argumen.

Contohnya ada pada zaman Trump ketika Presiden AS Ke-45 tersebut membalas provokasi Korut dengan menyebut Kim Jong-un sebagai rocketman.

Pada era Biden sendiri, terdapat sejumlah skeptisme mengenai hubungan AS-Korut mengingat negeri itu pernah mencemooh Biden ketika menjabat sebagai wapres Obama.

Cari Perhatian ke AS

Di balik peringatan tersebut, terdapat sebuah hal yang simbolis dalam peringatan Korut yang disampaikan sehari sebelum kedatangan Menlu AS Antony Blinken dan Menhan AS Lloyd Austin ke Korsel.

Rangkaian kunjungan tersebut pada awalnya dimaksudkan untuk menjalin kembali aliansi yang sempat terhenti pada zaman Trump dan membangun kerja sama multilateral dalam membendung pengaruh Tiongkok.

Namun, peringatan negeri Paman Kim tersebut dilihat sebagai upaya agar Korut juga “diperhatikan” di dalam kunjungan tersebut.

Harapannya, Korut menjadi topik pembicaraan utama Blinken dan Austin dengan pejabat Korsel dalam kunjungan mereka.

Korea Utara dikenal sering mengadakan kontroversi dan provokasi untuk menarik perhatian internasional dan keuntungan.

Dilansir dari The Guardian, uji coba rudal dan nuklir yang dilakukannya sejak awal pemerintahan Kim Jong-il (ayah Kim Jong-un) dimaksudkan untuk menarik perhatian internasional.

Provokasi Korut tersebut berguna untuk mendapatkan konsesi ekonomi yang menguntungkan dan memberikan posisi yang signifikan di dunia internasional.

Apabila melihat pengalaman sebelumnya, provokasi-provokasi tersebut sering berakhir menjadi gertak sambal semata.

Namun, apapun yang akan terjadi nantinya, provokasi Korut yang terus melatih kapabilitas nuklirnya akan semakin menjadi ancaman bagi AS dan dunia. Korut dan nuklirnya menjadi satu lagi tantangan bagi pemerintahan Biden, setelah menjadi tantangan bagi presiden-presiden AS sebelumnya.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *