COVAX Kirim Vaksin Gratis Pertama ke Ghana

0

Ilustrasi COVAX yang sudah sampai di Ghana. Foto: Nipah Dennis/AFP

Ghana baru saja menjadi negara pertama yang mendapatkan vaksin gratis lewat program pembagian vaksin COVAX. Tercatat total 600.000 vaksin yang diproduksi oleh AstraZeneca telah diterima di Accra pada hari Rabu kemarin. Ghana telah menargetkan vaksin untuk diberikan kepada tenaga medis terlebih dahulu.

Inisiatif COVAX adalah skema baru rancangan WHO, aliansi vaksin Gavi, dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) yang bertujuan mencegah negara miskin tertinggal dari arus distribusi vaksin. Program ini didesain untuk memastikan vaksin terdistribusi secara merata diantara negara-negara di dunia, sehingga bukan hanya negara kaya yang mendapatkan vaksin, tetapi negara miskin juga.

COVAX menargetkan pengiriman 2 miliar dosis vaksin ke 190 negara dalam satu tahun. Dari 190 negara tersebut, tercatat 98 diantaranya merupakan negara kaya dan 92 negara miskin. COVAX memiliki komitmen untuk setidaknya menyediakan vaksin untuk 20% dari populasi negara partisipannya secara gratis.

Afrika sendiri memiliki 1.4 miliar penduduk, sedangkan jumlah vaksin yang mereka terima masih sangat sedikit.

Pengiriman vaksin ke Ghana ini baru memenuhi kuota 2% populasi Ghana, yang memiliki sekitar 30 miliar penduduk. Ghana sendiri dipilih oleh COVAX karena mereka dinilai telah berpartisipasi dalam COVAX, memenuhi kriteria, dan dianggap mampu melakukan distribusi.

Setelah suksesnya pengiriman ke Ghana, COVAX menargetkan negara tetangganya, Pantai Gading, sebagai target pengiriman minggu depan. Belum diketahui apakah vaksin yang dihibahkan untuk Pantai Gading adalah vaksin AstraZeneca. Vaksin buatan India tersebut telah diresmikan WHO dan Ghana diharuskan melakukan vaksinasi secepatnya.

Walau inisiatif COVAX adalah inisiatif ambisius yang berusaha menyelesaikan masalah distribusi vaksin, akan tetapi masih terdapat kritik yang diberikan pada program ini.

Dokter Clemens Martin Auer, anggota WHO, mengatakan bahwa distribusi dan kemampuan mendapatkan vaksin COVAX masih ternilai lambat. Selain itu, COVAX sejauh ini juga baru berhasil mengumpulkan dana sebesar US$ 6 triliun, masih kekurangan US$ 2 triliun untuk mencapai targetnya pada tahun 2021.

Ghana diperkirakan masih akan sulit menyaingi kecepatan distribusi negara-negara Barat walau disuplai oleh COVAX, menurut Nana Kofi Quakyi, seorang peneliti kebijakan kesehatan Universitas New York.

Dilansir dari BBC, Quakyi menyatakan “Tantangan terbesar untuk negara seperti Ghana adalah keberadaan pasar terbuka, kemampuan Ghana untuk bekerja sama dalam menciptakan keputusan dagang bilateral sulit untuk berkompetisi dengan negara-negara kaya, yang seringkali membeli lebih banyak stok dari yang mereka butuhkan.”

Dimulainya inisiatif COVAX adalah inovasi baik dunia  internasional menuju pemerataan distribusi vaksin antarnegara. Namun, program ini masih belum sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan dalam berbagai aspek. Pengiriman vaksin gratis ke Ghana ini menjadi langkah nyata pertama dari distribusi vaksin yang lebih merata.

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *